cover
Contact Name
Yadi Mardiansyah
Contact Email
hijai.bsa@uinsgd.ac.id
Phone
+6281313446559
Journal Mail Official
hijai.bsa@uinsgd.ac.id
Editorial Address
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Jl. AH Nasution 105 Cibiru Bandung
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Hijai - Journal on Arabic Language and Literature
ISSN : -     EISSN : 26211343     DOI : https://doi.org/10.15575/hijai
Core Subject : Education,
Hijai Journal is managed by Arabic Department , State Islamic University of Sunan Gunung Djati and Asosiasi Prodi Bahasa dan Sastra Arab (AP-BSA). It publishes research reports on Arabic language and Literature such as linguistics, literary studies and criticism, translation, and multidisciplinary research such as language and politics, as well as literature and psychology.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2021)" : 7 Documents clear
PENGARUH MADRASAH KUFAH DALAM KITAB NAHWU YANG DIAJARKAN DI INDONESIA Halimatus Sa'diyah; Maman Abdurahman; Asep Sopian
Hijai - Journal on Arabic Language and Literature Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hijai.v4i1.12741

Abstract

تناقش هذه الدراسة مدرسة الكوفة التي كان لها تأثير كبير على تطور اللغة ، خاصة في استخدام المصطلحات في كتاب النحو. استخدمت هذه الدراسة منهج الدراسة الأدبية والمنهج النوعي لمعرفة تأثير مدرسة الكوفة على الكتاب الذي يستخدمه الطلاب الإندونيسيون لتعلم اللغة العربية وهو كتاب الجرمية. وأظهرت نتائج الدراسة أن ابن عجورم مؤلف الكتاب من أتباع مدرسة الكوفة ، ويدل على ذلك العديد من المصطلحات المستخدمة في مدرسة الكوفة والتي تستخدم أيضا في كتاب الجرمية على النحو التالي: (1) استخدام مصطلح الخفض للإشارة إلى اعراب اسم الذي يتميز بكسره وليس جر (2) استخدام المصطلح "المفعول الذي لم يسم فاعله لمصطلح الفاعل في الفعل المبني للمجهول ، وليس لمصطلح نائب الفاعل. (3) استخدام مصطلح كيف ما هو جزء من الأفعال الجوازم أو عامل الذي يمكن أن يضع فعل مضارع في مرتبة المجزوم كما يعتقد علماء الكوفة. (4) وعلامة الاسم هي إدراج الألف واللام كما يعتقد علماء الكوفة ، أما عند علماء البصرة فإن هذا هو حكم الألف واللام. لا السيفة. (6) استخدام الأسماء الخامسة وهي أبوك، أخوك، حموك، فوك، ذو مال، بينما استخدم علماء البصرة الأسماء الستة بإضافة هنوك.]This study discusses the Kufah Madrasah which has had a lot of influence on the development of Nahwu, especially on the use of terms in the Arabic grammatical book. This study used a literary study method and a qualitative approach to find out the influence of the Kufah madrasah on the book used by Indonesian students to learn Arabic, namely the al-Jurumiyah book. The results of the study show that Ibn Ajurrum, the author of the book, is a follower of the Kufa madrasah, this is indicated by the many terms used in the kufah madrasah which are also used in the al-Jurumiyah book as follows, (1) the use of the term al-khafd for i'rab isim which marked by kasroh, not the term jarr; (2) the use of the term al-maf'ul al-ladhi lam yusamma fa'iluh for the term subject in the passive verb, not the term na'ib al-fa'il; (3) the use of the term kayfama is part of al-af'al al-jawazim or of amil (particle) which can put fi'il mudari 'into the majzum position, as believed by kufah scholars; (4) the sign of a noun is the inclusion of alif and lam as believed by Kufah scholars, whereas according to the scholars of Basrah, this is the rule of alif and lam (5) the use of the term an-na'at, not al-sifah; (6) the use of al-asma al-khamsah, namely abuka, akhuka, hamuka, fuka, dhu mal, while Basrah scholars used al-asma al-siita by adding hanuka.
BENTUK PERINTAH DAN PERTANYAAN DALAM BUKU AL-QIRA’AH AL-RASYIDAH JUZ 4 KARYA ABDUL FATAH SHABRI DAN ALI UMAR (KAJIAN ILMU AL-MA’ANY) Nur Afifah Ramadhanty; Akmaliyah Akmaliyah; Ihin Solihin
Hijai - Journal on Arabic Language and Literature Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hijai.v4i1.9940

Abstract

Buku al-Qira’ah al-Rasyidah Juz 4 Karya Abdul Fatah Shabri dan Ali Umar adalah kumpulan teks berbahasa Arab fushah yang berisi kumpulan kisah inspiratif  dan edukatif, diantaranya diambil dari kisah sejarah, ayat al-qur’an, dan wasiat Habib Thahir bin Husen kepada putranya, Habib Abdullah bin Thahir. Kumpulan teks tersebut mengandung gaya bahasa yang indah dengan penyampaian makna yang unik dan dalam serta tidak mudah untuk dipahami terutama pada bagian gaya bahasa amr dan istifham sehingga menarik untuk dikaji. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami makna amr dan istifham dalam buku tersebut.          Pendekatan yang digunakan adalah ilmu al-ma’any sebagai ilmu yang mengkaji makna gaya Bahasa Arab berdasarkan konteksnya dan merupakan cabang dari balaghah. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik yang disebut juga deskriptif kualitatif yaitu dengan menganalisis data berupa uslub amr dan istifham dalam buku tersebut kemudian dijelaskan dengan penjabaran yang rinci sesuai ilmu al-ma’any sehingga dapat dipahami maknanya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi pustaka karena data berupa data kualitatif.          Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat sepuluh makna amr di dalam buku tersebut yaitu: 1) ihanah, 2) ikram, 3) wajib, 4) imtinan, 5) irsyad, 6) ta’dib, 7) tahdid, 8) du’a, 9) takwin, dan 10) i’tibar serta empat makna istifham yaitu: 1) inkary, 2) nafy, 3) taqriry, dan 4) asli.
MEDIA PEMBELAJARAN TEBAK KATA DAN DAMPAKNYA TERHADAP MAHARAH KALAM SISWA Muhammad Dzakiruddin; Mohammad Nu'man
Hijai - Journal on Arabic Language and Literature Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hijai.v4i1.12815

Abstract

The lack of habituation of maha>rah kala>m in arabic language learning needs to get special attention, especially at the level of madrasah ibtidaiyah class VI which in fact still occupies the age of children and requires the right approach in its development to deepen the habit of speaking Arabic. This study tries to offer the design of maha>rah kala>m learning through alternating word guessing methods to increase students' interest in speaking Arabic. This research is qualitative research with class action research approach. The data collection in this study was obtained by means of observation, questionnaire dissemination, and documentation. The data analysis uses descriptive analsis according to John Broades Watson's behavioristic stimulus theory. The results showed an increase in students' interest in arabic language which was originally only 48% to 55% reviewed from the level of nervousness, students' interest in methods, ease of methods, and the impact felt by students after practicing the alternating word guess. The existence of this study shows that alternating word guessing has a significant impact on students' learning.
FRASA NOMINA DALAM BAHASA INDONESIA DAN TARKIB ISMI DALAM BAHASA ARAB (KAJIAN KONTRASTIF) Syifa Satia Salsabila; Edi Komarudin; Dayudin Dayudin
Hijai - Journal on Arabic Language and Literature Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hijai.v4i1.13519

Abstract

Peneltian ini berjudul “Analisis Kontrastif Kajian Frase Nominal dalam Bahasia Indonesia dan Tarkib Ismi dalam Bahasa Arab”. Dengan tujuan untuk menemukan perbedaan dan persamaan pada FN dalam bahasa Indonesia (BI) dan tarkib Ismi dalam Bahasa Arab (BA). Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kontrastif dengan pendekatan linguistik. Data dalam penelitian ini diambil dari dua jenis sumber data yaitu (1) sumber data primer diantaranya kitab Tijan Addarari, durusul fiqih, cerpen daulatul ‘ashafir beserta ketiga tarjamahnya, (2) sumber data sekunder yaitu jumlatul ‘arabiyah, Jami’ud Durus, TBBI dan Linguistik Umum. Dan untuk tehnik pengumpulan data penelitian ini adalah tehnik studi kepustakaan dengan jenis data, data purposive. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Persamaan antara FN BI dan tarkib ismi terdapat pada Unsur pusatnya, dan perbedaanya terdapat pada setiap jenisnya. (a) Tidak semua tarkib idhafi termasuk kedalam kategori frasa yaitu jika mudhafnya mengandung makna predikatif, sedangkan frasa nomina pewatas nomina semuanya masuk kedalam kategori frasa.(b) frasa nomina penentu numeralia tidak memiliki aturan gender sedangkan tarkib ‘adadi memiliki aturan gender dan dibagi kedalam dua kategori yaitu tarkib idhafi dan tarkib tamyiz.(c) Frasa nomina dengan atribut ketakrifan, semua tanda ketakrifan masuk kedalam kategori frase, sedangkan tanda ketakrifan dalam BA yang masuk kedalam kategori frasa hanya dua yaitu, idhafat dan isyarah. (d) Tarkib ismi na’ti mempunyai syarat tertentu antara unsur pusat dan atribut, yaitu gender, jumlah dan umum-khusus, sedangkan dalam frasa nomina pewatas adjektiv tidak ada syarat pembentuk apapun. Terakhir (e) Tarkib ismi mempunyai tarkib tamyiz sedangkan FN BI tidak, namun setelah diteliti padanan dari tarkib ismi tamyizi dalam BI ada pada kategori FN dengan pewatas numeralia dan FN dengan pewatas nomina. Dan juga, Pada tataran jenis FN BI memiliki pewatas penggolong sedangkan tarkib ismi tidak. Untuk perbedaan secara keseluruhan FN dengan tarkib ismi adalah syarat pembentuknya, baik dalam jumlah, gender ataupun jenis.
IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM VIDEO ANIMASI HASAN IBN HAYTHAM (KAJIAN PRAGMATIK) Hamas, Marisa Salsabila
Hijai - Journal on Arabic Language and Literature Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hijai.v4i1.13141

Abstract

ABSTRACTWe often encounter linguistic phenomena in various kinds of conversational models, but not all conversations can be directly understood because they contain hidden meanings with certain goals from both the speaker and the partner. This study aims to describe the meaning of conversations containing conversational implicatures and identify the types of conversational implicatures in Hasan Ibn Haytham's animated videos from episodes 1-3. This type of research is descriptive qualitative. Sources of data in the form of primary and secondary data sources. Data collection is done by watching and taking notes. The data analysis method was carried out by means of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Researchers used persistence, data triangulation, and discussion to test the validity of the data. The results of this study are the researchers found 12 utterances containing conversational implicatures with the intention of showing information of pleasure, sadness, stating something, amazement, pride in themselves, annoyance, petition and rejection. There are 3 types of implicatures, namely special conversational implicatures, conventional conversational implicatures, and scale conversational implicatures. ABSTRAKFenomena kebahasan sering kita jumpai dalam berbagai macam model percakapan, namun tidak semua percakapan dapat langsung difahami karena mengandung makna tersembunyi dengan adanya tujuan tertentu baik dari penutur maupun mitra tutur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna percakapan yang mengandung implikatur percakapan dan mengidentifikasikan jenis implikatur percakapan dalam video animasi Hasan Ibn Haytham dari episode 1-3. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data berupa sumber data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tonton dan catat. Metode analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Peneliti menggunakan ketekunan, triangulasi data, dan berdiskusi untuk menguji keabsahan data. Hasil dari penelitian ini adalah peneliti menemukan 12 tuturan yang mengandung implikatur percakapan dengan maksud menunjukkan informasi kesenangan, kesedihan, menyatakan suatu hal, ketakjuban, membanggakan diri sendiri, kekesalan, permohonan dan penolakan. 3 jenis implikatur, yakni implikatur percakapan khusus, konvensional, dan berskala.
PROSES VERBALISASI PADA SYAIR KARYA SYIHABUDDIN DAN AL-BUNI DALAM KITAB SYAMSUL MA’ARIF (KAJIAN MORFOLOGI) Zamzam Mugni Alawi; Agus Nero Sofyan; Nani Sunarni; Ypsi Seoria Soemantri
Hijai - Journal on Arabic Language and Literature Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hijai.v4i1.13044

Abstract

ABSTRAKSyair merupakan bagian dari karya sastra di dalamnya terdapat berbagai macam proses pembentukan verba salah satunya yaitu seperti yang terdapat pada syair karya Syihabuddin Ahmad Musa Al-‘Ajali dan syair karya Imam Al-Buni yang terdapat dalam Kitab Syamsul Ma’arif. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan terjadinya proses verbalisasi pada syair karya Syihabuddin Ahmad Musa Al-‘Ajali dan syair karya Imam Al-Buni yang terdapat dalam Kitab Syamsul Ma’arif. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kepustakaan (Library Research). Adapun dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, yaitu dengan menelaah dan mengkaji sumber data pada syair karya Syihabuddin Ahmad Musa Al-‘Ajali dan syair karya Imam Al-Buni yang terdapat dalam Kitab Syamsul Ma’arif. Teori pendekatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan morfologi atau taṣrīf bahasa Arab menurut Ahmad Al-Hamalawi. (1953). Jumlah bayt pada syair karya Syihabuddin Ahmad Musa Al-‘Ajali terdiri dari 13 bayt dan syair karya Imam Al-Buni terdiri dari 12 bayt. Dengan demikian seluruhnya berjumlah 25 bayt yang terdapat dalam Kitab Syamsul Ma’arif. Dapat disimpulkan yaitu bahwa proses verbalisasi pada syair karya Syihabuddin Ahmad Musa Al-‘Ajali dan syair karya Imam Al-Buni yang terdapat dalam Kitab Syamsul Ma’arif di antaranya meliputi: prefiks (al-sawabiq) berjumlah sebanyak 16 data, sufiks (al-lawahiq) berjumlah sebanyak 6 data, dan konfiks (al-muzdawijah) berjumlah sebanyak 2 data.
RAGAM ANXIETAS MASYARAKAT MESIR PADA 1960-AN Edfanda, Monda; Ainusyamsi, Fadlil Yani; Hidayat, Deden
Hijai - Journal on Arabic Language and Literature Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hijai.v4i1.10381

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecemasan-kecemasan yang dialami oleh tokoh-tokoh (masyarakat) Mesir pada tahun 1960-an, serta bagaimana bentuk-bentuk kecemasan masyarakat Mesir pada tahun 1960-an dalam novel “Al-Karnak” karya Najib Mahfudz.            Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah novel yang berjudul “Al-Karnak” karya Najib Mahfudz. Penelitian difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan kecemasan-kecemasan yang dialami tokoh-tokoh yang dikaji secara psikologi sastra. Metode penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap orientasi atau deskripsi, tahap reduksi atau fokus, dan tahap seleksi yaitu peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, kasus kecemasan objektif yang dialami oleh tokoh-tokoh (masyarakat) Mesir dalam novel “Al-Karnak” terdapat sebanyak 36 kasus. Simtom-simtom cemas tersebut berasal dari konflik-konflik yang acapkali terjadi: seperti merasa asing di lingkungan kafe, rasa canggung terhadap lawan bicara, situasi tidak nyaman, takut akan argumen sendiri, rasa ingin tahu terhadap suatu kejadian, merasa was-was akan seseorang yang dicintainya, tragedi penangkapan golongan muda yang berkali-kali, siksaan-siksaan dan perubahan-perubahan fisik pada mereka yang telah dipenjara, terancamnya kebebasan komunal, ingin cepat mati karena takut akan masa depan, cemas akan anggapan orang lain, mempertanyakan alasan penangkapan, mengalami neurosis noögenik, dan rusaknya harga diri, serta rasa bersalah terhadap kematian seseorang. Kedua, kasus kecemasan neurotik yang dialami oleh tokoh-tokoh (masyarakat) Mesir dalam novel “Al-Karnak” terdapat sebanyak 26 kasus. Simtom-simtom cemas tersebut berasal dari konflik-konflik yang beragam: seperti budaya yang belum tentu diterima oleh masyarakat, mengomentari penampilan seseorang, berhati-hati dalam berbicara, meragukan rasa cinta, cemas akan masa depan, penangkapan berkali-kali tanpa alasan yang jelas, mengalami neurosis noögenik, mengkhawatirkan diri sendiri, mencemaskan perubahan sikap orang yang dicintai, disiksa oleh agen-agen pemerintahan dan bertanya pada nasib, serta dituduh berbeda paham.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecemasan-kecemasan yang dialami oleh tokoh-tokoh (masyarakat) Mesir pada tahun 1960-an, serta bagaimana bentuk-bentuk kecemasan masyarakat Mesir pada tahun 1960-an dalam novel “Al-Karnak” karya Najib Mahfudz.            Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah novel yang berjudul “Al-Karnak” karya Najib Mahfudz. Penelitian difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan kecemasan-kecemasan yang dialami tokoh-tokoh yang dikaji secara psikologi sastra. Metode penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap orientasi atau deskripsi, tahap reduksi atau fokus, dan tahap seleksi yaitu peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, kasus kecemasan objektif yang dialami oleh tokoh-tokoh (masyarakat) Mesir dalam novel “Al-Karnak” terdapat sebanyak 36 kasus. Simtom-simtom cemas tersebut berasal dari konflik-konflik yang acapkali terjadi: seperti merasa asing di lingkungan kafe, rasa canggung terhadap lawan bicara, situasi tidak nyaman, takut akan argumen sendiri, rasa ingin tahu terhadap suatu kejadian, merasa was-was akan seseorang yang dicintainya, tragedi penangkapan golongan muda yang berkali-kali, siksaan-siksaan dan perubahan-perubahan fisik pada mereka yang telah dipenjara, terancamnya kebebasan komunal, ingin cepat mati karena takut akan masa depan, cemas akan anggapan orang lain, mempertanyakan alasan penangkapan, mengalami neurosis noögenik, dan rusaknya harga diri, serta rasa bersalah terhadap kematian seseorang. Kedua, kasus kecemasan neurotik yang dialami oleh tokoh-tokoh (masyarakat) Mesir dalam novel “Al-Karnak” terdapat sebanyak 26 kasus. Simtom-simtom cemas tersebut berasal dari konflik-konflik yang beragam: seperti budaya yang belum tentu diterima oleh masyarakat, mengomentari penampilan seseorang, berhati-hati dalam berbicara, meragukan rasa cinta, cemas akan masa depan, penangkapan berkali-kali tanpa alasan yang jelas, mengalami neurosis noögenik, mengkhawatirkan diri sendiri, mencemaskan perubahan sikap orang yang dicintai, disiksa oleh agen-agen pemerintahan dan bertanya pada nasib, serta dituduh berbeda paham.

Page 1 of 1 | Total Record : 7